Sore itu seorang kenalan menghubungiku lewat pesan Whatsapp, dia adalah gadis berusia 20 tahunan dengan perawakan manis dan sedikit jangkung.
Berkali-kali dia mengungkapkan kekesalannya dengan mengumpat pada diri sendiri “Mba Eva, aku bego banget. Aku malu pada diriku sendiri, kenapa aku sebego ini?” begitu kira-kira kalimat pembuka pesan yang dia kirim pukul 5 sore lewat 21 menit, tepat tanggal 25 November 2020.
Setelah kami bertukar pesan dan dia bercerita dengan begitu detail akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta ijin membagikan kisahnya padamu. Aku harap, segmen Berbagi Kisah kali ini bisa kita jadikan pelajaran bersama agar tidak ada lagi korban-korban berikutnya.
Kisah ini bermula saat dirinya menginstal aplikasi taaruf, Hawaya. Lewat aplikasi inilah dia kemudian berkenalan dengan seorang pria yang mengaku berasal dari Singapore dan tinggal di London, Inggris.
“3 hari yang lalu aku instal aplikasi taaruf, terus aku like profil seseorang yang isinya foto dia sama anak kecil cewek. Di bio-nya tertulis berusia 27 tahun dan alamatnya di Central Java”
Tak berselang lama, Sang Pria kemudian mengirimkan pesan lewat aplikasi itu dan tentu saja berlanjut hingga saling bertukar nomor WA. Tepat tanggal 18 November 2020 lalu, mereka mulai saling mengirim pesan via WA, hingga akhirnya Si Lelaki ini mengaku bahwa dirinya bukan berusia 27 tahun melainkan 38 tahun.
Okey, sampai disini kita sudah menemukan satu kebohongan, dia tidak jujur tentang usianya. Kepada kenalanku, Si Pria misterius ini mengaku berasal dari Singapore dan sekarang tinggal di London. Dirinya juga mengaku seorang duda dengan anak satu, yang mana istrinya baru meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan.
Sampai disini kita harus menggaris bawahi beberapa hal, pertama dia mencoba menjadi orang lain dengan menuliskan usia yang berbeda antara di bio dan pengakuannya lewat chat WA. Kedua, di bio dia menuliskan alamat di Central Java, namun kemudian dia mengaku sebagai warga Singapore yang tinggal di London. Apakah London sekarang pindah di Central Java? Tidak lagi di Inggris?
“Terus mba, ternyata dia tertarik sama aku padahal aku juga kirim foto yang jelek. Terus katanya kalau aku nerima dia untuk jadi suamiku, dia bakal ke Indonesia buat ketemu sama keluargaku. Tapi aku belum cerita si sama bapak ibu, soalnya ini ibu sedang sakit dan aku ngerasa belum pas aja untuk cerita ke mereka”
Sebagai seseorang yang mendamba calon suami idaman, dia kini mulai sedikit membuka hati untuk lelaki yang baru dikenalnya meskipun terbesit sedikit ketakutan jika kelak dirinya benar-benar dipinang oleh lelaki bule beranak satu ini.
“Dia berharap banget aku nerima dia dan nikah sama dia, mba. Tapi saat itu aku takut, takut beneran deh. Takut kalau orangnya nanti nggak beneran sayang sama aku. Orang baru kenal itungan hari, mba orang luar lagi. Asing bangetkan. Terus aku takut nantinya aku dijadikan babunya, pengasuh anaknya, terus dianiaya, kaya di sinetron-sinetron gitu”
Karena kepolosan dan kemurnian hatinya, dia tak sadar bahwa kini dirinya mulai masuk dalam jebakan maut penipuan bersindikat yang mengobral janji manis dan cinta palsu.
Aku membaca hampir seluruh pesan yang saling mereka kirim via WA tersebut, mereka bertukar pesan dalam bahasa Inggris yang cukup formil dan terkesan romantis. Terkadang kenalanku melempar beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia, meskipun si Lelaki yang mengaku bule ini tidak meresponnya secara langsung, tapi aku yakin dari caranya membalas pesan dia paham dengan apa yang diucapkan oleh pathner chatnya.
Baiklah, barangkali karena dia asli Singapore yang sedikit banyak bisa berbahasa Melayu jadi dia juga mengerti sedikit dengan bahasa Indonesia. Pikirku mencoba untuk tidak suudzon.
“Nah, aku pernah minta dia buat kirim surat, CV, sama foto kesini. Maksudku biar aku tau dia itu orang beneran, bukan bohongan, penipu atau lainnya, mba. Eh, malah hari ini dia ngabarin kalau mau kirim barang ke alamat yang udah aku kasih ke dia”
Singkat cerita, Si Ayah ingin merayakan ulang tahun putri semata wayangnya yang ke-6 kemudian mereka berbelanja barang-barang mewah. Termasuk juga belanja barang-barang untuk kenalanku yang saat ini barangkali telah berstatus kekasih dan calon ibu bagi Si Kecil.
![]() |
cuplikan video saat sedang berbelanja barang mewah/dokumen narasumber |
Si Pria mengirimkan video sedang berada di mall bersama putrinya, bahkan mengirimkan video dirinya sedang memilihkan sepatu bermerek Dior, setelah sebelumnya meminta nomor sepatu yang biasa digunakan oleh kenalanku ini. Tampak meyakinkan sekali bukan, dan tentu saja kenalanku semakin percaya.
Kau tanya pendapatku? Barangkali sama dengan pendapatmu kawan, bagaimana mungkin seseorang yang entah siapa ingin mengirimiku sepatu Dior. Agak aneh, dan sudah seharunya kau sedikit curiga dengan lelaki ini.
Aku yakin betul, gambar foto profil WA, foto yang dia kirim, dan semua video-video yang dia kirimkan adalah hasil mencomot paksa dari instagram, google, atau dari media sosial lainnya.
Berusaha untuk semakin meyakinkan, Pria yang mengaku bernama Muhammad Joe kemudian mengirimkan video singkat saat dirinya sedang berada di kantor pos setempat untuk mengirimkan paketan berisi barang-barang mewah dan uang tunai dalam mata uang asing. Tak ketinggalan, dia juga mengirimkan bukti resi pengiriman.
Sedikit keanehan juga aku temui, saat Si Joe ini mengirimkan pesan yang melarang kenalanku untuk menceritakan pada siapapun termasuk keluarganya bahwa dirinya akan dikirimi paket barang-barang mewah.
Joe berdalih bahwa dia takut kalau-kalau teman-teman dan keluarganya akan iri, “jadi biarkan ini menjadi kejutan saja, honey” begitu katanya.
Petaka mulai muncul saat seseorang yang mengaku bernama Krishna dari jasa kurir Indonesia ini mengabarkan bahwa ada paket atas nama kenalanku. Dia meminta untuk ditransfer uang tunai sebesar 3 juta rupiah guna membayar custom clearance dan biaya pengiriman agar paket bisa segera sampai dan dikirim sesuai alamt tujuan.
![]() |
teks yang dikirim oleh penipu yang mengaku sebagai kurir/dokumen narasumber |
Si Krishna meminta uangnya ditransfer ke rekening pribadi, mula-mula ke rekening BCA Syariah dengan nomor rekening 0310021118 atas nama Nurhayati. Tak berselang lama, Si Kurir ini meminta uangnya untuk ganti dikirim ke rekening Bank Mandiri dengan nomor rekening 1570007206148 atas nama Kamaludin.
Peraturan pertama, jangan sekali-kali mengirimkan uang ke nomor rekening pribadi seseorang. Jika memang benar ini terkait custom clearance kamu diminta mengirimkannya pada rekening resmi milik Bea Cukai, atau lebih tepatnya pembayaran bea masuk dan pajak impor ditujukan ke rekening Penerimaan Negara menggunakan dokumen SSPCP (Surat Setoran Paean, Cukai, dan Pajak).
Seusai kenalanku mentransfer uang tunai sebesar 3 juta rupiah, kemudian masalah kedua muncul yaitu saat ditemukan uang tunai di dalam paket. Si Kurir mengirimkan video bahwa paket tersebut ketahuan oleh pihak Bea Cukai bahwa ditemukan uang tunai, dan ini merupakan tindakan illegal yang melanggar hukum. Kenalanku kemudian terus ditekan dan diancam hukuman penjara 5 tahun.
Guna meloloskan paket dan agar tidak dijatuhi hukuman maka kenalanku diminta lagi untuk mengirimkan sejumlah uang ke rekening Kamaludin sebesar 4 juta rupiah. Karena merasa takut dan terus ditekan, akhirnya kenalanku mengirimkan lagi uang sebesar 4 juta rupiah untuk membereskan segala masalah yang terjadi di Bea Cukai.
![]() |
cuplikan video saat pelaku penipuan mengancam korban/dokumen narasumber |
Lagi-lagi aku menemui keanehan pada video yang dikirimkan Si Kurir, posisi paket menurut skenario mereka ada di Bea Cukai Indonesia tapi video yang dikirim merekam percakapan para petugas bandara dengan Bahasa Inggris. Selain itu, mesin yang mereka gunakan menunjukkan bahwa ada barang terlarang di kotak ke-4 bagaimana bisa kemudian yang dibongkar kotak kedua, yang mana berisi uang tunai dalam mata uang asing.
Usai kenalanku mentransfer sejumlah uang, kemudian Si Kurir pergi ke bank untuk menukarkan uang asingnya ke rupiah. Setelahnya, lagi-lagi Si Kurir kurang ajar ini meminta lagi untuk ditransfer uang tunai sebesar 6 juta rupiah ke rekening Kamaludin, untuk dibayarkan ke pengelola bank agar uang dapat segera diambil. Katanya sebagai pembayaran sebelum layanan.
Bank atau Money Charger mana yang meminta uang tebusan sebagai biaya layanan? Jawabannya tidak ada. Tentu saja ini hanya akal-akalan klasik para penipu yang kehabisan ide.
Sadar ada yang tidak beres, kenalanku akhirnya memingirimkan bukti resi dari transfer uang sebelumnya dan tentu saja membuat Si Kurir yang rangkap jadi tukang tukar uang asing geram, dan terus memaksa bahkan hingga akhirnya menurunkan tarif pembayaran setengah harga. Barangkali Si Krisna ini punya kenalan orang dalam jadi bisa nego harga teman.
Beruntung kenalanku tak lagi menggubris sindikat penipu ini dan memilih mengabaikan ancaman dari Krisna Si Kurir serba bisa ini.
Peraturan kedua, jika kamu mendapatkan kiriman barang dari luar negeri kamu bisa mengeceknya sendiri melalui www.beacukai.go.id/barangkiriman atau kamu bisa melaporkan hal-hal yang mencurigakan melalui www.facebook.com/beacukaiRI, twitter @beacukaiRI, instagram @BeaCukaiRI, atau call centre 1500225.
Aku sempat mengecek nomor WA milik pelaku yang mengaku bernama Muhammad Joe yaitu +447451238151. Betul, kode +44 adalah kode untuk nomor telepon milik UK tapi ada satu hal yang wajib kamu ketahui, ini bisa diakali dengan mudah. Kebanyakan penipu dengan kode negara asing justru mereka berada di Indonesia.
Peraturann ketiga, jika kamu menemukan orang bule dan mengaku dari Inggris tapi nomor teleponnya +447 atau +448, acuhkan saja karena itu penipu. Kode area Inggris adalah +44 lalu 20 atau 10 di ikuti 8 atau 9 digit di belakangnya.
“Aku jadi nggak bisa jajan selama 7 bulan, mba gara-gara kasus penipuan ini”
Aku merasa kasian pada kenalanku, uang 7 juta tentu saja tidak sedikit. Apalagi dia mengaku bahwa semua uang itu dia pinjam dari orang lain.
“Yang 4 juta aku pakai uang kantor dulu, tapi udah aku ganti pakai uang pinjaman online di aplikasi Aku Laku. Dan yang 3 juta aku pinjem ke 3 temanku, mbak” begitu jawabnya saat ku tanyai semua uang itu miliknya atau hasil meminjam. Tentu saja jabawan itu semakin membuatku ikut nelangsa.
Jadi kamu sudah melaporkannya kemana saja? tanyaku melanjutkan. “Aku sudah laporkan semua rekening penipu dan kronologisnya ke cekrekening.id, dan cybercrime@polri.go.id. Terus melaporkan via DM twitter Beacukai Soetta”
Apa pesanmu untuk teman-teman di luar sana agar tidak ada lagi korban berikutnya?
“Pesanku jangan percaya aplikasi taaruf online. Itu bullshit, karena dari situ awal mula petakanya”
Aku berharap setelah kamu membaca artikel ini, ada beberapa hal yang bisa kamu jadikan pelajaran. Setidaknya kamu bisa mencegah dirimu dan orang-orang terdekatmu dari berbagai kasus penipuan serupa atau justru kasus penipuan dengan modus lainnya.
*Terima kasih untuk mbak narasumber yang sudah berbagi pengalaman pahitnya dengan sangat terbuka. Semoga Allah segera mengganti dengan rejeki yang jauh berlipat-lipat ganda. Aamiin.
Post a Comment